16 research outputs found

    Oxygen Hyperbaric Exposure Induces GLUT4 Expression Reduction and No Folliculogenesis Alterations in Rat PCOS with Insulin Resistance Model

    Full text link
    Objectives: To know effect of hyperbaric oxygen therapy to GLUT4 expression and folliculogenesis in rat PCOS with insulin resistent model.Materials and Methods: this is an analytic experimental study used 30 rats induced by testosterone propionate injection 1 mg/100 g body weight daily for 28 consecutive days as a PCOS with insulin resistent model. Animal models divided into 3 groups. Negative control was not given treatment, positive control was given placebo. Treatment group was given hyperbaric oxygen 2.4 ATA 90 minutes 2x5 days. GLUT4 expression determined by immunohystochemistry to m. Gastrocnemius. Hematoxylin Eosin staining to rat ovaries were performed to know differentiation in folliculogenesis. The results were then compared.Results: There were significant decrease of GLUT4 expression in treatment group (mean0,84+0,47)compared to negative and positive control (mean3,96+3,16and3,36+2,17). There were no different folliculogenesis in these groups.Conclusion: Hyperbaric oxygen 2.4 ATA 90 minutes 2x5 days induce decrease of GLUT4 expression and no alterations in folliculogenesis in rat PCOS with insulin resistent model, therefore can not yet be used as alternative therapy in PCOS

    Theurapeutic Effectiveness of Rat Bone Marrow Stem Cells in Poly Cystic Ovary Syndrome Mice Model on Folliculogenesis, TGF-β, GDF-9 Expression, and Estrogen, TNF- and Androgen Levels

    Full text link
    Objectives: to identify therapeutic effectiveness of Rat Bone Marrow stem cell in PCOS rats model on folliculogenesis, TGF-beta and GDF-9 expression and on estrogen, TNF-a and androgen levels.Material and Methods: this study is a laboratory experimental research with using animal testing. PCOS was induced by the administration of testosterone propionate hormone into 30 mice. The subjects of this study are divided into 2 groups: stem cell group and control group. The mice were injected with testosterone then vaginal swab was performed to determine the mice cycle. After determining mice in anestrous cycle, stem cell was injected. TNF-a was measured with immunohistochemistry and androgen was examined using ELISA. The data was measured by student t-test.Result: The average number of TNF-a expression in control group was lower than stem cell group (5.35 vs 2.34; p= 0.0026). The average androgen level for stem cell group was lower than mean for control group (2.31 vs 0.40; p= 0.0026).Conclusion: In this study of polycystic model mice, stem cell decreased the expression of TNF-a and androgen leve

    Pemberian Topikal Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya) Pada Hewan Coba Mencit (Mus Musculus) Bunting Meningkatkan Kepadatan Kolagen Jaringan Vagina

    Full text link
    Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian gel ekstrak air daun pepaya terhadap kepadatan kolagen jaringan vagina pasca melahirkan pada hewan coba mencit saat bunting.Bahan dan Metode: Desain penelitian randomized post test only control group,dilakukan di Departemen Embriologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, pada bulan April-Juni 2015. Terdapat empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 mencit bunting. Kelompok kontrol (tanpa perlakuan) dan kelompok perlakuan berupa pemberian topikal ekstrak daun pepaya konsentrasi 5%, 10% dan 15%, 1x/hari pervaginam, sejak usia kebuntingan hari ke-12 sampai melahirkan. Lama perlakuan 6-8 hari. Setelah melahirkan, mencit dikorbankan dan diperiksa kepadatan kolagen dengan pewarnaan HE. Uji statistik yang dipakai uji parametrik dan nonparametrik disertai uji komparasi gandaHasil: Kepadatan kolagen berdasarkan skor didapatkan nilai median pada kelompok I = 3,5 (3-4); kelompok II = 4 (4-4); kelompok III = 3 (3-4); kelompok IV = 4 (3-4) dengan uji Kruskal-Wallis (p=0,036) menunjukkan perbedaan signifikan, dilanjutkan uji beda tiap kelompok Mann-Whitney, hasilnya tidak didapatkan perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok perlakuan. Kepadatan kolagen berdasarkan persentase didapatkan nilai rerata pada kelompok I = 90,64%±3,35; kelompok II = 96,19%±1,34; kelompok III = 87,85%±6,69 dan kelompok IV = 92,08%±4,84. Uji Anova menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,032), dilanjutkan uji beda LSD menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok I dan II (p=0,045)Simpulan: pemberian topikal ekstrak daun pepaya konsentrasi 5% pervaginam saat masa kebuntingan mencit meningkatan kepadatan kolagen jaringan vagina pasca melahirkan

    Stem Cell Therapy on Animal Model (Rattus Norvegicus) End Gestational TIME Exposed to Carbon Black as Observed From Caspase-3 Expression

    Full text link
    Background: Air pollution in the form of Diesel Exhaust Particles emerging from motor vehicles are harmful to health that have adverse reproductive health impacts, especially during pregnancy. The use of stem cells in treating white mice (Rattus norvegicus) exposed to carbon black can reveal the potential for treatment of placental impairment during pregnancy. Purpose: to demonstrate the effectivity of Rat Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell therapy on rats (Rattus norvegicus) exposed to carbon black as observed from caspase-3 expression. Methods: This research uses a completely randomized design with factorial pattern. Forty-eight gravid female rats were divided into six treatment groups. Result: caspase-3 expression in each treatment showed no significant differences in the groups treated with RBMMSC in each gravid groups treatment (therapy GD 11 and GD 17) were exposed to carbon black and not treated with RBMMSC. The same are indicated by the normal trophoblast cells (cytotrophoblast and syncytiotrophoblast cells) in the RBMMSC treated group showed no significant difference with the group exposed to carbon black only. Conclusion: this research indicate that Rat Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell therapy in Rattus norvegicus exposed to carbon black have not been able to reduce expression of caspase-3

    Effects of Curcumin on Vascular Endothelial Growth Factor Expression on Rattus Norvegicus Cervical Cancer Xenograft Model

    Full text link
    Objective: To analyze the effect of curcumin in VEGF expression on Rattus norvegicus cervical cancer cell xenograft model.Methods: An experimental study with randomized post test only control group design. The subjects were Rattus norvegicus (Sprague Dawley), inoculated with He-la cervical cancer cells from American Type Culture Collection (ATCC) processed in stem cell laboratory Institute of Tropical Disease (ITD) Airlangga University. 5x106 of He-La cells were injected subcutaneously in dorsal flank area of Rattus norvegicus. After 30 days of observation we performed histopathological examination of xenograft tissue and randomized into 2 groups which were given curcumin orally 1000 mg/kg (curcumin group) vs. no therapy (control group). After another 30 days the xenograft tissue was dissected and underwent immunochemistry examination for VEGF expression.Results: 32 samples of Rattus norvegicus were divided into 2 groups, In curcumin group the VEGF median expression was 2,2 (0,3-7,6) and in control group the VEGF median expression was 6,6 (1,2-12). There was a statistically significant difference with p value =0,009 with Mann Whitney test (p<0,05).Conclusion: VEGF expression in Rattus norvegicus xenograft model of cervical cancer was suppressed by giving Curcumin 1000 mg/kgBB orally

    Penerapan Teknik Blind Source Separation Untuk Memisahkan Noise Dari Sinyal Akustik Yang Non Gaussian

    Full text link
    Pada sistem komunikasi bawah air, seringkali sinyal yang diterima oleh sensor berasal dari hasil pencampuran sumber sinyal dengan sinyal-sinyal akustik lain di lingkungan bawah air. Hal ini menjadikan sinyal yang didapatkan menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Teknik Blind Source Separation (BSS) dipakai di sini untuk memisahkan sinyal-sinyal yang bercampur tersebut. Dalam tugas akhir ini, dilakukan pemisahan sinyal akustik dengan menggunakan Natural Gradient ICA berdasarkan Generalized Gaussian Model yang didapat dari karakteristik distribusi sumber sinyal akustik non-gaussian yakni ship radiated noise dan sea ambient noise. Pemisahan sinyal akustik dilakukan sebanyak tiga kali yakni dengan simulasi, toolbox ICALABS V3, dan menggunakan pemisahan sinyal akustik dari data riil pengukuran. Dari hasil simulasi menunjukkan pemisahan dengan algoritma Natural Gradien ICA berdasarkan Generalized Gaussian Model berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai SIR shrimp.wav = 48.9946 dB dan ferry.wav = 46.9309. dB. Sedangkan rata-rata MSE shrimp.wav = 1.2605 x 10-5 dan ferry.wav = 2.0272 x 10 -5

    How Job Changes Affect People's Lives Evidence from Subjective Well-Being Data

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi suatu protein dengan berat molekul 46 kDa yang diduga sebagai epidermal growth factor (EGF) yang diisolasi dari oosit sapi yang telah dimaturasi secara in vitro dengan metode elektroforesis. Ovarium sapi yang berasal dari rumah potong hewan, diaspirasi pada folikel dengan diameter permukaan ≤5 mm menggunakan spuit dan jarum. Oosit dimaturasi dalam tissue culture medium (TCM) 199 selama 22 jam pada suhu 38,5° C di dalam inkubator CO2. Preparasi protein dengan berat molekul 46 kDa menggunakan sodium dodecyl sulphate polyacrilamide gel elektroforesis (SDS PAGE). Berdasarkan perhitungan jumlah regresi dari protein marker, didapatkan 12 fraksi protein yaitu BM 172,7; 153,09; 118,24; 102,43; 89,27; 59,75; 46,41; 43,82; 40,2; 36,06; 23,45; dan 18,42 kDa. Protein dengan berat molekul 46,41 kDa yang tampak pada pita protein dapat diidentifikasi sebagai protein yang diduga EGF yang berperan dalam proses maturasi oosit

    Kurkumin menurunkan ekspresi tumor necrosis factor (tnf)-α kompleks oosit-kumulus sapi pada kultur dengan zalir peritoneum penderita infertil terkait endometriosis

    Get PDF
    Tujuan: Mempelajari pengaruh pemberian kurkumin terhadap ekspresi tumor necrosis factor (TNF)-α kompleks oosit-kumulus (KOK) sapi pada kultur zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan dan berat. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilaksanakan di Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga antara April sampai Agustus 2014. Zalir peritoneum diambil dari penderita infertil dengan endometriosis ringan, endometriosis berat, dan non-endometriosis yang menjalani laparoskopi diagnosis di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD dr. Sutomo Surabaya, RS Bersalin Putri Surabaya, RSIA Kendangsari Surabaya, RS Universitas Airlangga Surabaya. Masing-masing zalir peritoneum endometriosis ringan dan berat dibagi lagi menjadi zalir peritoneum endometriosis dengan kurkumin dan tanpa kurkumin. Zalir peritoneum non endometriosis dikelompokkan menjadi zalir peritoneum penderita non endometriosis tanpa dan dengan kurkumin. KOK sapi diambil secara consecutive sampling dari aspirasi folikel antral diameter 3–8 mm dari ovarium sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan Surabaya kemudian secara acak dengan randomisasi sederhana dikultur dalam tujuh kelompok. Kelompok 1 ditempatkan dalam tissue culture medium 199 (TCM-199) saja. Kelompok 2, 3 dan 4 TCM199 ditambah masing-masing 3% zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan, berat dan non-endometriosis. Kelompok 5, 6, dan 7 media TCM-199 ditambah masing-masing 3% zalir peritoneum penderita infertil dengan endometriosis ringan, berat dan non-endometriosis dan dengan kurkumin 20 µg/ml. Hasil: Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang bermakna ekspresi TNF-α pada ketujuh kelompok (p<0,0001). Uji Mann-Whitney juga menunjukkan bahwa ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok endometriosis ringan dengan kurkumin (ER+C) lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok endometriosis ringan tanpa kurkumin (ER). Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok endometriosis berat dengan kurkumin (EB+C) lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok endometriosis berat tanpa kurkumin (EB). Uji Mann-Whitney menunjukkan ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok ER lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol ataupun kelompok non endometriosis (NE). Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok EB lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol ataupun kelompok NE. Ekspresi TNF-α KOK sapi pada kultur kelompok EB tidak didapatkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok ER. Simpulan: Pemberian kurkumin dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada penderita infertil terkait endometriosis
    corecore